A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jati, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju (purposive) dengan alasan Desa Jati merupakan salah satu produsen beras organik di Kabupaten Subang. Serta di desa tersebut juga terdapat produsen beras anorganik. Pengambilan data penelitian akan dilakukan pada bulan Pebruari - April 2013.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang diambil mencakup dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani padi organik dan petani padi anorganik dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh melalui beberapa instansi, yaitu Badan Pusat Statistik dan buku monografi Desa Jati.
C. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada responden petani dalam penelitian ini dilakukan secara sensus untuk petani padi organik dan random sampling untuk petani padi anorganik. Jumlah sampel petani padi organik adalah 15 orang, supaya terjadi kesetaraan, maka jumlah petani padi anorganik yang dijadikan sampel juga 15 orang. Petani padi organik maupun anorganik yang masing-masing berjumlah 15 orang ini dinilai cukup mewakili untuk dilakukannya analisis perbandingan dua jenis usahatani tersebut.
D. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum dan menjelaskan mengenai biaya dan pendapatan petani padi organik dan anorganik di lokasi penelitian yang diurai secara deskriptif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan usahatani, analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C ratio), dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi dan pendapatan usahatani padi organik maupun anorganik. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer, yaitu Microsoft Word dan Microsoft excel 2007.
1. Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan tunai merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan yang diperhitungkan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya yang diperhitungkan. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk (Soekartawi, 2002).
Penerimaan terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang diterima petani dari hasil produksi yang benar-benar dijual. Sedangkan penerimaan yang diperhitungkan merupakan penerimaan didapat dari hasil produksi yang digunakan sendiri oleh petani tetapi tetap diperhitungkan. Kepada orang lain. Secara matematis penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut:
TR = Y.Py
Keterangan:
TR = total penerimaan
Y = produksi yang diperoleh suatu usahatani
Py = Harga Y
Menurut Hernanto (1991), biaya usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai. Sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam usahatani.
Rumus biaya usahatani dapat dituliskan sebagai berikut:
TB = Bt + Bd
Dimana:
TB = total biaya
Bt = biaya tunai
Bd = biaya diperhitungkan
Jadi, perhitungan pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pd tunai = TR – Bt
Pd total = TR – TB
Dimana:
Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan
TB = total biaya
2. Analisis Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C ratio)
Analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan kelayakan usahatani (Soekartawi, 2002). Rasio R/C dapat diperhitungkan pada usahatani organik maupun usahatani anorganik. Rumus perhitungan R/C ratio adalah sebagai berikut:
R = c
t
Dimana: R = Py.Y
Ct = Bt + Bd
Cd = Bt
R = penerimaan
C = biaya
Py = harga output
Y = output
Bt = biaya tunai
Bd = biaya diperhitungkan
Jika nilai R/C > 1 maka usahatani tersebut layak atau sudah efisien, sedangkan jika nilai R/C < 1 maka usahatani tersebut tidak layak atau tidak efisien.
Post a Comment